Pengertian
Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat yang diperlombakan dalam
cabang olahraga atletik dengan jauhnya lompatan sebagai tujuan. Dalam nomor ini
pelompat melakukan suatu rangkaian gerakan lari awalan, tolakan, melayang di
udara dan mendarat.
Semua nomor lompat dalam cabang olahraga atletik terbagi atas empat aspek
teknis yang sama yaitu awalan, tolakan, melayang di udara dan mendarat. Adapun
keberartian dari empat aspek tersebut bergantung pada nomor spesialisasinya.
Mengenai aspek teknik dalam nomor lompat jauh adalah sebagai berikut:
1.
Phase Awalan
Lari awalan dilakukan dengan kecepatan yang meningkat secara progresif
sampai menjelang saat tolakan (take-off). Pada langkah akhir ada sedikit
penurunan titik pusat gravitasi dalam persiapan untuk tolakan.
2.
Phase Tolakan
Tolakan ini dilakukan dengan cara hop atau berjingkat pada balok atau
papan tolak. Hentakkan kaki pada saat bertolak harus terjadi pada sol kaki
dengan tumit menyentuh tanah, pinggang sedikit ke depan dan kaki penolak
sedikit bengkok kemudian diluruskan dengan cepat dan kuat sesaat titik pusat
gravitasi melewati di atas kaki tumpu. Posisi badan harus tinggi dengan
kecondongan antara 17 – 23o dan mempertahankan sikap take-off ini
setelah lepas dari papan tolak. Kaki tolak dalam keadaan rilek selama melayang
di udara.
3.
Phase Melayang di Udara
Pada saat tubuh berada di udara, tubuh dalam keadaan seimbang dan
bergerak sesuai lintasan parabola titik berat badannya. Kedua kaki dibengkokkan
dan rilek. Selanjutnya pertahankan keseimbangan badan sampai menjelang
pendaratan. Pada phase ini dapat dilakukan beberapa gaya lompatan, bergantung kebiasaan dan
kemampuan pelompat.
4.
Phase Mendarat
Mendarat dengan kedua kaki pada bagian telapak kaki, togok dalam keadaan
sedikit condong ke depan sehingga titik berat badan berada di depan bidang
tumpuan.
Komponen Kondisi Fisik Dalam Lompat Jauh
Aspek
kondisi fisik merupakan aspek yang paling mendasar bagi pengembangan
aspek-aspek lainnya dan memberikan peranan yang sangat penting dalam pencapaian
suatu prestasi olahraga. Hal ini oleh Harsono (1988:153) dijelaskan, “Sukses
dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stress
fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang
sangat penting dalam meningkatkan prestasi atlet.”
Moeloek (1984:12)
menyatakan bahwa, “Peningkatan yang diperoleh dari latihan fisik dapat dilihat
antara lain berupa peningkatan kemampuan gerak, tidak cepat merasa lelah,
peningkatan keterampilan (skill) dan sebagainya.” Kemudian Sajoto (1988:16)
mengemukakan, “Kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat
diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat
dikatakan sebagai keperluan yang tidak dapat ditunda-tunda atau ditawar-tawar
lagi.”
Beberapa
penjelasan di atas menegaskan bahwa kondisi fisik merupakan bagian yang paling
mendasar dalam usaha meningkatkan prestasi seorang atlet. Oleh karena itu dalam
proses pelatihan cabang olahraga perlu adanya penekanan pada aspek fisik dengan
tidak mengenyampingkan kondisi-kondisi lainnya seperti teknik, taktik dan
mental.
Mengenai
komponen-komponen kondisi fisik oleh Setiawan (1991:112) dijelaskan, “Unsur
pokok kondisi fisik itu adalah: 1) daya tahan jantung-pernafasan-peredaran
darah, 2) kelentukan persendian, 3) kekuatan, 4) daya tahan otot, 5) kecepatan
6) agilitas, dan 7) power.” Kemudian Giriwijoyo (1992:44) mengemukakan sebagai
berikut:
… komponen-komponen itu sesungguhnya
terdiri dari:
o
komponen anatomical fitness: body composition,
o
kondisi kesehatan statis: biological function,
o
komponen physiological fitness yang terdiri
dari:
-
kemampuan/kualitas dasar ES I:
1.
muscle strength
2.
muscle explosive power
3.
muscle endurance
4.
flexibility
5.
reaction time
6.
coordination
7.
balance
-
kemampuan/kualitas dasar ES II:
1.
endurance
-
kemampuan penampilan yang merupakan gabungan dari
berbagai kemampuan/kualitas dasar ES I:
1.
speed
2.
agility
Beberapa
pendapat tersebut di atas terlihat adanya kesamaan mengenai komponen-komponen
kondisi fisik. Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen fisik
itu terdiri dari kekuatan, kecepatan, kelentukan, daya tahan dan gabungan dari
beberapa komponen tersebut.
Dalam
proses pelatihan kondisi fisik perlu memperhatikan tuntutan fisik dari cabang
olahraganya. Oleh karena cabang olahraga yang menjadi objek penelitian ini
adalah olahraga lompat jauh, maka komponen kondisi fisik yang dilatih pun harus
sesuai dengan tuntutan cabang olahraga lompat jauh itu sendiri.
Komponen-komponen kondisi fisik yang dibutuhkan dalam olahraga lompat
jauh merupakan komponen fisik yang didasarkan pada aspek-aspek yang menentukan
hasil gerak lari dan melompat yaitu kekuatan dan kecepatan otot dalam mengatasi
berat beban. Hal ini berarti bahwa tungkai sebagai salah satu subjek gerak
dominan harus memiliki kekuatan dan kecepatan otot yang memadai. Perpaduan antara
kekuatan dengan kecepatan disebut dengan istilah power. Berikut ini akan
diuraikan tentang komponen kekuatan, kecepatan dan power.
1. Kekuatan
Kekuatan
merupakan dasar dari kondisi fisik yang sangat berperan dalam pencapaian suatu
prestasi. Hampir setiap cabang olahraga membutuhkan kekuatan dalam usaha
memperoleh hasil yang lebih baik. Tentang hal ini oleh Harsono (1988:177)
dijelaskan sebagai berikut:
Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting (kalau
bukan yang paling penting) guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan.
Mengapa? Pertama, oleh karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap
aktivitas fisik. Kedua, oleh karena kekuatan memegang peranan yang penting
dalam melindungi atlet/orang dari kemungkinan cedera. Ketiga, oleh karena dengan
kekuatan atlet akan dapat lari lebih cepat, melempar atau menendang lebih jauh
dan lebih efisien, memukul lebih keras demikian pula dapat membantu memperkuat
stabilitas sendi-sendi.
Adapun
pengertian atau batasan dari kekuatan itu sendiri oleh Giriwijoyo (1992:65)
dijelaskan, “Kekuatan adalah kemampuan otot untuk mengembangkan tegangan
maksimal tanpa memperhatikan faktor waktu.” Kemudian Harsono (1988:176)
menyatakan, “Strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan
terhadap sesuatu tahanan.” Selanjutnya Wessel (1973:3) mengatakan, “Muscular
strength in human movement is the ability to exert to overcome to resistance.”
Dengan demikian maka jelaslah bahwa kekuatan adalah komponen kondisi fisik
dasar dan memberikan peranan yang sangat penting terhadap pencapaian suatu
prestasi.
Hubungan
kekuatan otot tungkai dengan prestasi dalam olahraga lompat jauh diduga
positif, karena tanpa kekuatan tungkai maka seorang pelompat tidak akan dapat
melakukan gerakan meluruskan tungkai dengan kuat pada saat teknik tolakan.
Sebaliknya apabila otot tungkai memiliki kekuatan yang memadai maka pada saat
melakukan gerakan meluruskan tungkai, gerakannya akan kuat dan membantu
pergerakan badan ke depan atas pada saat melakukan tolakan sehingga gaya dorong semakin
besar.
2. Kecepatan
Salah satu komponen fisik yang sangat penting bagi olahraga lompat jauh
adalah kecepatan (speed). Hal ini dikarenakan dalam olahraga lompat jauh
dituntut kecepatan terutama dalam melakukan lari awalan dan pada saat
perpindahan phase setiap teknik. Berkenaan dengan kecepatan, Harsono (1988:216)
menjelaskan, “Kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara
berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.” Kemudian Hidayat
(1990:41) menjelaskan, “Kecepatan adalah perbandingan antara jarak (panjangnya
lintasan) dan waktu (lamanya gerak).”
Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa dengan kecepatan maka pelaksanaan lari awalan dan perpindahan
phase tiap teknik akan lebih baik lagi, sehingga akan terjadi koordinasi gerak
yang baik pula.
3. Power
Power
merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang dibutuhkan oleh hampir semua
cabang olahraga terutama yang menuntut daya ledak otot seperti nomor lompat
dalam cabang atletik, beladiri, olahraga permainan dan lain-lainnya. Tentang
hal ini oleh Harsono (1988:200) dijelaskan:
Power terutama penting untuk cabang-cabang olahraga dimana
atlet harus mengerahkan tenaga yang eksplosif, seperti nomor-nomor lempar dalam
atletik dan melempar bola softball. Juga dalam cabang-cabang olahraga yang
mengharuskan atlet untuk menolak dengan kaki, seperti nomor-nomor lompat dalam
atletik, sprint, voli (untuk smes), seperti balap lari, balap sepeda,
mendayung, renang dan sebagainya.
Adapun
pengertian atau batasan dari power itu sendiri oleh Sharkey (1988:42)
dijelaskan, “Power is essential quality in many sport, for it represent the
effective combination of strength at speed.” Kemudian Pear dan Moran (1986:57)
mengatakan, “Power is something defferent. Power = strength + speed.” Selanjutnya
Willmore (1993:539) menyatakan, “Power is the product of force and velocity.”
Begitupun Harsono (1988:200) mengemukakan, “Power adalah kemampuan otot untuk
mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat.”
Peranan
power terhadap kemampuan tungkai dalam melakukan lari awalan dan tolakan
sangatlah penting. Hal ini tergambar pada saat pelompat melakukan tolakan ke
tanah baik pada saat lari maupun pada saat phase tolakan. Kaki bergerak secara
eksplosif untuk melakukan gerakan yang sama berturut-turut (lari) yang
selanjutnya menolakkan kaki pada papan tolak untuk menghasilkan gaya dorong ke udara
seefektif dan seefisien mungkin. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa
power adalah salah satu komponen kondisi fisik yang sangat menentukan terhadap hasil
lompatan.
Berdasar pada uraian-uraian di atas, maka power dalam hal ini adalah
power tungkai harus diberikan perlakuan atau latihan agar tungkai sebagai
subjek gerak utama memiliki power yang relatif tinggi dan dapat bergerak secara
eksplosif.