Sabtu, November 24, 2012

Pencak Silat



Di Indonesia terdapat dua istilah dasar, yaitu pencak dan silat. Istilah pencak biasanya digunakan oleh masyarakat yang mendiami pulau Jawa khususnya Jawa Barat, sedangkan silat sering digunakan oleh masyarakat yang berada di pulau Sumatera atau juga sering digunakan istilah bersilat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pencak silat diartikan permainan (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, menyerang, dan membela diri dengan atau tanpa senjata.

Definisi pencak silat menurut Notosoejitno (1997:35) adalah, “Gerak bela diri tingkat tinggi yang disertai dengan perasaan, sehingga merupakan penguasaan gerak efektif dan terkendali serta sering dipergunakan dalam latihan sabung atau pertandingan.” Sedangkan menurut Maryono (1998:5) bahwa, “Pencak diartikan sebagai fitrah manusia untuk membela diri dan silat sebagai unsur yang menghubungkan gerakan dan pikiran.”

Sebagai ilmu bela diri khas bangsa Indonesia pencak silat memiliki ciri umum dan ciri khusus sebagaimana dipaparkan oleh Iskandar (1992:37) sebagai berikut:

Ciri-ciri umum pencak silat Indonesia:
a.       Pencak silat mempergunakan seluruh bagian tubuh dan anggota badan untuk membela diri.
b.      Pencak silat tidak memerlukan senjata tertentu, benda apapun dapat dijadikan senjata untuk membela diri.
c.       Pencak silat lahir dan tumbuh serasi dengan alam sekitar, adat sopan santun masyarakat, watak suku bangsa, dan agama.
Ciri-ciri khusus pencak silat Indonesia:
a.      Sikap tenang namun selalu waspada.
b.      Mempergunakan kelincahan, kelentukan, kecepatan, saat (timing) dan sasaran yang tepat, disertai gerak reflek untuk menguasai lawan, bukan hanya mengandalkan kekuatan dan tenaga saja.
c.      Mempergunakan prinsip timbangan, permainan posisi lawan dengan perubahan pemindahan titik berat badan.
d.     Memanfaatkan serangan dan tenaga lawan secara maksimal.
e.      Menghemat, mengeluarkan tenaga yang minimal.


Notosoejitno (2001:7) menjelaskan, “Pencak silat mempunyai karakteristik sendiri yang berkaitan dengan budaya bangsa Indonesia yang menjadi sumbernya.” Karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1.      Pencak silat merupakan sarana dan materi  pendidikan rohani  dan jasmani untuk membentuk manusia utuh yang berkualitas. Ini berdasarkan kenyataan bahwa pencak silat diajarkan oleh lembaga-lembaga pendidikan yang disebut perguruan pencak silat.
2.      Pencak silat mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan, yakni :   
a.       Mental-Spiritual
b.      Beladiri
c.       Seni
d.      Olahraga
3.     Pencak silat sebagai sarana dan materi pendidikan serta ke empat aspeknya dilandasi suatu falsafah yang bersumber pada falsafah masyarakat dan mendambakan perwujudan cita-cita kemasyarakatan yang mulia melalui perwujudan manusia mulia.

 

Minggu, September 09, 2012

Model Latihan Menendang Bola Menggunakan Rest Interval Meningkat dan Tetap


Model Latihan Rest Interval Meningkat
Model latihan rest interval adalah suatu bentuk latihan yang menekankan pada pengaturan waktu istirahat dalam setiap penyelesaian tugas. Model ini dikenal dengan istilah metode latihan berdistribusi. Lutan (1991:9) menjelaskan, “Metode berdistribusi yakni cara pengaturan tugas berlatih yang ditandai dengan penyediaan waktu istirahat cukup lama di antara setiap blok tugas gerak.” Berdasarkan penjelasan tersebut maka yang dimaksud dengan model latihan rest interval meningkat adalah cara pengaturan tugas berlatih yang ditandai dengan penyediaan waktu istirahat semakin lama semakin meningkat. Untuk contoh: tugas latihan dibagi dalam 3 set dengan masing-masing set sebanyak 10 kali melakukan latihan menendang bola ke gawang jarak 16,5 meter. Istirahat tiap set semakin lama semakin meningkat mulai dari 40 detik untuk set 1, 50’ untuk set 2, dan 60’ untuk set 3. 

Penggunaan model latihan rest interval dalam latihan keterampilan cabang olahraga yang dalam hal ini adalah kemampuan menembak ke gawang jarak 16,5 meter dalam permainan sepak bola didasarkan pada hasil penelitian Stelmach (1969) yang dikutip oleh Lutan (1991:22) bahwa, “Latihan berdistribusi memiliki skor sekitar 67% dan lebih besar dari kelompok yang menggunakan latihan padat.” Longman (1978) yang dikutip oleh Lutan (1991:29) menyatakan, “Latihan berdistribusi yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama (lebih dari 3 bulan) menunjukkan pengaruh nyata bagi peningkatan keterampilan.” Hal ini berarti jika latihan dilakukan lebih dari tiga bulan maka hasil yang dicapai pun akan lebih baik lagi. Selanjutnya Kimble dan Bilodeau (1949) yang dikutip oleh Lutan (1991:27) menjelaskan bahwa, “Kian lama waktu istirahat di antara setiap trial menghasilkan performa yang lebih baik.” Hal ini berarti jika waktu istirahat tiap set lebih panjang maka hasil yang dicapai akan lebih baik. Namun demikian, pembagian waktu istirahat perlu mempertimbangkan waktu yang tersedia, banyaknya tugas tiap set dan banyaknya sampel penelitian.

Model Latihan Rest Interval Tetap
Model latihan rest interval tetap adalah suatu bentuk latihan yang menekankan pada pengaturan waktu istirahat yang tetap dalam setiap penyelesaian tugas. Untuk contoh: tugas latihan dibagi dalam 3 set dengan masing-masing set sebanyak 10 kali melakukan latihan menendang bola ke gawang jarak 16,5 meter. Istirahat tiap set tetap yaitu 60 detik untuk set 1, 60’ untuk set 2, dan 60’ untuk set 3.

Perbedaan yang jelas antara model latihan rest interval meningkat dan tetap adalah pada waktu istirahat tiap set pelaksanaan tugasnya. Hal tersebut diduga akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap penguasaan keterampilan ditinjau dari efektivitas dari kedua model latihan dan tingkat kelelahan yang ditimbulkan oleh kedua model latihan.

Penjelasan di atas memberikan gambaran bahwa kedua model latihan rest interval mempunyai kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Kelebihan model latihan rest interval meningkat salah satunya adalah koordinasi gerak akan terjaga karena tidak menimbulkan kelelahan yang berarti dan kelemahannya adalah jika tuntutan pertandingan lebih berat dari kondisi saat latihan maka akan mudah terjadi kelelahan. Sedangkan kelebihan model latihan rest interval tetap adalah cukup berat dan memberikan tantangan dan kelemahannya adalah koordinasi gerak akan terganggu karena kelelahan.