Sabtu, Maret 02, 2013

Olahraga Dayung


Olahraga dayung yang diperlombakan sekarang terdiri dari tiga nomor yaitu nomor Olympic, Tradisional dan Mesin. Nomor Olympic terdiri atas dua jenis yaitu Canoeing dan Rowing. Jenis Canoeing pun meliputi dua nomor yaitu Kayak dan Kano. Nomor Kano sendiri meliputi Kano polo, Kanada, Arus deras dan Slalom. Nomor Rowing meliputi nomor Scull dan Sweep. Nomor tradisional yang dilombakan adalah perahu naga. Sedangkan nomor mesin adalah nomor Dayung Ergometer.
Olahraga dayung jenis canoeing terdiri dari nomor kayak dan nomor kano. Pada nomor kayak posisi pedayung duduk di dalam perahu dan menghadap ke depan, mendayung menggunakan satu tangkai pengayuh yang memiliki dua daun dayung, kiri dan kanan. Pada nomor kano, posisi pedayung berlutut di atas perahu menghadap ke depan, mendayung hanya pada satu sisi saja, kiri atau kanan, oleh karenanya tangkai pengayuh yang digunakan hanya memiliki satu daun dayung.
Nomor kayak dan kano yang sering dipertandingkan di Indonesia yang bersumber dari PODSI adalah sebagai berikut:

Putera:
Kayak Tunggal (K-1) jarak 500 m dan 1000 m
Kayak Ganda (K-2) jarak 500 m dan 1000 m
Kayak Empat (K-4) jarak 500 m dan 1000 m
Kano Kanada Tunggal (C-1) jarak 500 m dan 1000 m
Kano Kanada Ganda (C-2) jarak 500 m dan 1000 m
Kano Polo (lima orang)


Puteri:
Kayak Tunggal (K-1) jarak 500 m
Kayak Ganda (K-2) jarak 500 m
Kayak Empat (K-4) jarak 500 m

Olahraga dayung jenis rowing meliputi nomor scull dan sweep. Pada nomor scull dan sweep rowing, posisi pedayung duduk pada tempat duduk yang dapat bergerak maju-mundur, menghadap ke bagian buritan perahu. Mendayung dengan segenap anggota tubuhnya (tungkai, badan dan lengan). Tangkai dayung yang digunakan untuk mengayuh terletak pada sisi kiri dan kanan perahu yang disangga oleh satu set alat penyangga dayung (Rigger).
Dalam mendayung nomor scull, pedayung menggunakan dua tangkai pengayuh kiri dan kanan, sedangkan pada nomor sweep, pedayung masing-masing menggunakan satu tangkai pengayuh, kiri atau kanan. Nomor-nomor perlombaan jenis rowing adalah sebagai berikut:

Nomor Scull Putera dan Puteri:
Scull Tunggal (Single Scull) jarak 2000 m
Scull Ganda (Double Scull) jarak 2000 m
Scull Empat (Quadruple Scull) jarak 2000 m

Nomor Sweep Rowing Putera dan Puteri:
Coxless Pairs jarak 2000 m
Coxless Fours jarak 2000 m
Cox Pairs jarak 2000 m
Cox Fours jarak 2000 m
Eight jarak 2000 m


Olahraga dayung jenis tradisional atau tradisional boat race merupakan salah satu nomor perlombaan yang menarik, karena melibatkan banyak pedayung dan bentuk perahu yang khas sesuai dengan daerah atau negara yang bersangkutan. Nomor-nomor yang diperlombakan adalah sebagai berikut:
Nomor Putera:
10 Pedayung jarak 500 m
20 Pedayung jarak 1000 m
Nomor Puteri:
10 Pedayung jarak 500 m
20 Pedayung jarak 1000 m

Olahraga dayung jenis ergometer merupakan salah satu nomor yang mulai dilombakan pada beberapa kejuaraan dayung baik tingkat daerah, nasional maupun internasional. Nomor ini sangat menarik, karena atlet berlomba untuk mencapai jarak tertentu dengan mengendalikan mesin ergometer melalui gerakan mendayung. Dayung nomor ergometer termasuk dalam olahraga dayung jenis rowing, karena dayung ergometer merupakan pengembangan nomor rowing. Nomor perlombaan pada olahraga dayung jenis ergometer baik putera maupun puteri adalah jarak 2000 m.

Rabu, Februari 20, 2013

Olahraga Gulat

Gulat tidak saja berkembang di luar negeri, tetapi telah dikenal pula sejak lama di Indonesia. Dalam dokumen Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (1985:6) dijelaskan sebagai berikut:

 
Gulat bukan barang import, dengan penelitian seperlunya ternyata ada beberapa jenis olahraga gulat tradisional, antara lain:
1.      di Aceh disebut Gedul-gedul
2.      di Tapanuli disebut Marsiranggut
3.      di Sumatera Barat disebut Bagulet
4.      di Jawa Barat disebut Beunjang
5.      di Jawa Tengah disebut Mbek-mbekan
6.      di Jawa Timur disebut Pitingan
7.      di Nusa Tenggara Barat disebut Paluru
8.      di Sulawesi Selatan disebut Silotteng
9.      di Kalimantan Selatan disebut Baguling


Dalam perkembangannya, gulat mengalami banyak perubahan. Hal ini berkaitan dengan tujuan gulat itu sendiri, yaitu yang pada awalnya merupakan bentuk adu kekuatan untuk mengalahkan lawan tanpa adanya peraturan sampai pada gulat yang dikenal sekarang sebagai olahraga beladiri yang bersifat prestasi.
Kata gulat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti, “bergolek, bergumul, bergelut.” (Poerwadarminta, 1984:331). Jadi olahraga gulat merupakan olahraga yang menuntut atlet untuk melakukan pergumulan atau pergulatan melalui penggunaan teknik-teknik dan aturan yang berlaku. Hal ini dalam Peraturan Gulat Nasional/Internasional (1998:5) dijelaskan sebagai berikut:

Gulat seperti olahraga lainnya, tunduk pada peraturan yang tertulis dalam ‘peraturan permainan’ (rules of the games) dan dalam pelaksanaannya bertujuan untuk ‘menjepit / menindih’ lawan atau untuk memenangkan pertandingan dengan angka. Peraturan-peraturan ini berlaku untuk setiap gaya yang dikenal dalam gulat modern.


Dalam olahraga gulat prestasi dikenal dua macam gaya, yaitu gaya romawi dan gaya bebas. Perbedaan kedua gaya  ini terletak pada sasaran dari suatu serangan. Hal ini dalam Peraturan Gulat Nasional/Internasional (1998:5) dijelaskan:


Dalam gulat gaya romawi, seorang pegulat dilarang keras menangkap lawan di bawah garis pinggang, atau mengkait kaki lawan atau menggunakan kaki secara aktif untuk melakukan suatu gerakan. Sedangkan dalam gulat gaya bebas, sebaliknya seorang pegulat diijinkan menangkap kaki lawan, mengkait kaki lawan dan menggunakan kaki secara aktif untuk melakukan suatu gerakan.
           
           
Dalam pertandingan gulat, dikelompokkan berdasarkan kategori umur dan berat badan. Dalam buku Peraturan Gulat Internasional yang diterjemahkan oleh Siswanto (2003:4-5) dijelaskan sebagai berikut:

            Kategori umur adalah sebagai berikut:
            Remaja: umur 14 – 15 tahun
            Kadet: umur 16 – 17 tahun
            Junior: umur 18 – 20 tahun
            Senior: umur 20 tahun ke atas
            Kategori kelas berat badan adalah sebagai berikut:

No.
Remaja
Kadet
Junior
Senior
1
29 – 32 Kg
39 – 42 Kg
46 – 50 Kg
50 – 55 Kg
2
35 Kg
46 Kg
55 Kg
60 Kg
3
38 Kg
50 Kg
60 Kg
66 Kg
4
42 Kg
54 Kg
66 Kg
74 Kg
5
47 Kg
58 Kg
74 Kg
84 Kg
6
53 Kg
63 Kg
84 Kg
96 Kg
7
59 Kg
69 Kg
96 Kg
96 – 120 Kg
8
66 Kg
76 Kg
96 – 120 Kg

9
73 Kg
85 Kg


10
73 – 85 Kg
85 – 100 Kg



Setiap pegulat bertanding atas kehendaknya sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan hanya boleh bertanding pada satu kelas berat badan sesuai dengan berat badannya. Untuk kategori senior, peserta boleh memilih kelas berat badan yang satu tingkat lebih tinggi dari kelas berat badan yang sebenarnya, kecuali untuk kelas berat (120 Kg), pegulat harus mempunyai berat badan lebih dari 96 Kg.
Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri yang cukup diminati, baik oleh anak-anak sampai dengan orang dewasa. Gulat dapat dijadikan sebagai olahraga prestasi, pendidikan, maupun kesehatan.